04 June 2014

TAMPONADE JANTUNG



Tamponade jantung selalu merupakan life threatening dan hampir selalu membutuhkan intervensi terapi yang tepat dan cepat

DEFINISI
Tamponade jantung adalah sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang cepat atau lambat terhadap jantung akibat akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di perikardium sebagai akibat adanya efusi, trauma, atau ruptur jantung.

ETIOLOGI
Dapat timbul karena:
1.     Aortic aneurysm dissection
2.     Kanker paru end-stage
3.     Miokard infark akut
4.     Pembedahan jantung
5.     Perikarditis yang disebabkan infeksi bakteri atau virus,
6.     Wound to the heart

Kemungkinan lain disebabkan oleh:
1.     Tumor jantung
2.     Hipotiroidisme
3.     Gagal ginjal
4.     Terapi radiasi di dada
5.     Prosedur invasif pada jantung
6.     Open heart surgery

7.     Systemic lupus erythematosus

PATOFISIOLOGI
Reddy et al menjelaskan 3 fase perubahan hemodinamik pada tamponade :

Fase I
:
Akumulasi cairan perikardial → ↑  kekakuan ventrikel, butuh tekanan pengisian .
Selama fase ini, tekanan pengisian ventrikel kiri dan kanan > tekanan intrapericardial
Fase II
:
↑ akumulasi cairan → tekanan perikardial > tekanan pengisian ventrikel → CO ↓.
Fase III
:
↓ CO lanjut, karena equilibrium tekanan perikardial dan pengisian ventrikel kiri (LV).

Patofisiologi yang mendasari adalah karena berkurangnya pengisian diastolik.


MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik tamponade bervariasi, tergantung proses yang mendasarinya.
  1. Ansietas
  2. Nyeri dada
  3. Menjalar ke leher, pundak, punggung atau abdomen
  4. Tajam dan menusuk
  5. Memburuk ketika tarik nafas dalam dan batuk
  6. Dispneu
  7. Tidak nyaman
  8. Pingsan, melayang
  9. Pucat atau sianosis
  10. Palpitasi
  11. Pernafasan cepat
Pada efusi pericard, ada 3 faktor yang menentukan apakah tetap tenang secara klinis atau menimbulkan gejala akibat kompresi jantung.
1.     Volume cairan
2.     Laju terakumulasinya cairan
3.     Karakter komplians pericardium

DIAGNOSIS
Diagnosis tamponade jantung dapat ditegakkan dengan Beck’s triad dan temuan klinis lainnya.

Beck’s triad (acute compression triad):
1.     Hipotensi akibat penurunan cardiac output
2.     Suara jantung menjauh
3.     Distensi vena jugularis (↑ JVP) akibat berkurangnya aliran balik vena ke jantung.
Triad klasik ini biasanya ditemukan pada pasien dengan tamponade jantung akut.

Temuan klinis lain meliputi :
1.     Tanda Kussmaul (peningkatan JVP pada saat inspirasi)



2.     Dispneu and Takipnue ( > 12 x/menit)
3.     Pulsus paradoxus (penurunan minimal 10 mmHg tekanan arteri pada saat inspirasi)
4.     Oligouria
5.     Takikardi ( > 100 x/menit)
6.     Kompleks EKG yang low-voltage
7.     ECG electrical alternans
8.     Pada rontgen dada : tampak bayangan jantung yang membesar dengan gambaran paru yang bersih

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.     Rontgen  dada
Menunjukkan gambaran   “water   bottle-shape   heart”,   kalsifikasi perkardial.
       -   Kardiomegali bentuk bulat atau segitiga, dengan gambaran paru yang bersih
       -   Foto lateral kadang terlihat double fat stripe


2.     Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi terjadinya tamponade jantung, misalnya pemeriksaan berikut :
-   Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma jantung.
-   Profil renal dan CBC  uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan dengan pericarditis
-   Protrombin time (PT)   dan aPTT (activated partial thromboplastin time)  menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase perikardial.

3.     Elektrokardiografi (EKG)
Didapatkan  PEA  (Pulseless  Electric  Activity), sebelumnya dikenal sebagai Electromechanical  Dissociation,  merupakan dimana pada  EKG  didapatkan irama sedangkan pada perabaan nadi tidakditemukan pulsasi. PEA  Amplitude gelombang P dan QRS berkurang pada setiap gelombang berikutnya.
PEA   dapat ditemukan pada tamponade jantung,   tension pneumothorax, hipovolemia, atau ruptur jantung.

Dengan EKG 12 lead berikut suspek tamponade jantung :
  • Sinus tachycardia
  • Kompleks QRS Low-voltage
  • Electrical alternans : kompleks QRS alternan, biasanya rasio 2:1, terjadi karena pergerakan jantung pada ruang pericardium. Electrical ditemukan juga pada pasien dengan myocardial ischemia, acute pulmonary embolism, dan tachyarrhythmias.
  • PR segment depression
EKG juga digunakan untuk memonitor jantung ketika melakukan aspirasi perikardium.



4.     Echocardiografi
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang berguna, tamponade jantung adalah diagnosis klinis. Berikut ini dapat diamati dengan echocardiografi 2-dimensi :
  • Zona ruang bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan di belakang atrium kiri : Setelah operasi jantung, suatu pengumpulan cairan lokal posterior tanpa efusi anterior yang signifikan dapat terjadi dan dapat membahayakan cardiac output.
  • Kolapsnya diastolic awal dari dinding bebas ventrikel kanan (Lihat gambar di bawah.)
Gambar 6 tampilan subcostal
Gambar 7 parasternal sumbu pendek tampilan pada katup aorta
  • kompresi end diastolic / kolapsnya atrium kanan (lihat gambar di bawah.)
Gambar 8 tampilan subcostal
  • Plethora vena cava inferior dengan inspirasi minimal atau tidak kolaps (Lihat gambar di bawah)
Gambar 9 Dilatasi vena cava inferior
  • Lebih dari 40% peningkatan inspirasi relatif dari sisi kanan aliran
  • Lebih dari 25% penurunan relatif pada aliran inspirasi di katup mitral
5.     Pulse oksimetri
Variabilitas pernapasan di pulse-oksimetri gelombang dicatat pada pasien dengan paradoksus pulsus. Dalam kelompok kecil pasien dengan tamponade, Stone dkk mencatat peningkatan variabilitas pernapasan di pulsa-oksimetri gelombang pada semua pasien [12]. Ini harus meningkatkan kecurigaan untuk kompromi hemodinamik. Pada pasien dengan atrial fibrilasi, pulsa oksimetri-dapat membantu untuk mendeteksi keberadaan paradoksus pulsus.

6.     USG FAST
Untuk mendeteksi cairan di rongga perikardium.

PENATALAKSANAAN
Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi.

Tujuan treatment adalah:
Menyelamatkan hidup pasien
Memperbaiki fungsi jantung
Mengatasi gejala
Atasi tamponade

1.     Primary Survey (ABC)
Oksigen.
Obat – obat untuk menaikkan tekanan darah diperlukan sampai terapi cairan dilakukan.
Terapi cairan diperlukan sampai dilakukan perokardiosintesis
2.     Perikardiosintesis

3.     Identifikasi penyebab tamponade → terapi.

KOMPLIKASI
1.     Gagal Jantung
2.     Udema Paru



Tambahan:
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardial, yang dapat menyebabkan tamponade jantung.
1.     Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat badan, lemas, dan  anoreksia.
2.     Nyeri dada pada pasien pericarditis dan infark miokard.
3.     Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan ikat.
4.     Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi pericard.
5.     Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi perikardial
6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
7.  Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central yang dapatb menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
8.     Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tamponade jika pasien memiliki riwayat penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
9.     Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastinum, atau esophagus)
10. Tanyakan tentang gejala keringat malam, demam, dan penurunan berat badan, yang mengindikasikan tuberculosis.



No comments:

Post a Comment