Tamponade jantung selalu merupakan life
threatening dan hampir selalu membutuhkan intervensi terapi yang tepat dan
cepat
DEFINISI
Tamponade jantung adalah sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang
cepat atau lambat terhadap jantung akibat akumulasi cairan, nanah, darah,
bekuan darah, atau gas di perikardium sebagai akibat adanya efusi, trauma, atau
ruptur jantung.
ETIOLOGI
Dapat timbul karena:
1. Aortic aneurysm dissection
2.
Kanker paru end-stage
3.
Miokard infark akut
4.
Pembedahan jantung
5.
Perikarditis yang disebabkan infeksi bakteri atau virus,
6. Wound to the heart
Kemungkinan lain disebabkan oleh:
1.
Tumor jantung
2.
Hipotiroidisme
3.
Gagal ginjal
4.
Terapi radiasi di dada
5.
Prosedur invasif pada jantung
6.
Open heart surgery
7.
Systemic lupus erythematosus
PATOFISIOLOGI
Reddy et al menjelaskan 3 fase perubahan hemodinamik pada tamponade :
Fase I
|
:
|
Akumulasi cairan perikardial → ↑
kekakuan ventrikel, butuh tekanan pengisian ≫.
Selama fase ini, tekanan pengisian ventrikel kiri dan kanan >
tekanan intrapericardial
|
Fase II
|
:
|
↑ akumulasi cairan → tekanan perikardial > tekanan pengisian
ventrikel → CO ↓.
|
Fase III
|
:
|
↓ CO lanjut, karena equilibrium tekanan perikardial dan pengisian
ventrikel kiri (LV).
|
Patofisiologi yang mendasari adalah karena berkurangnya pengisian
diastolik.
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala klinik tamponade bervariasi, tergantung proses yang mendasarinya.
- Ansietas
- Nyeri dada
- Menjalar ke leher, pundak, punggung atau abdomen
- Tajam dan menusuk
- Memburuk ketika tarik nafas dalam dan batuk
- Dispneu
- Tidak nyaman
- Pingsan, melayang
- Pucat atau sianosis
- Palpitasi
- Pernafasan cepat
Pada efusi pericard, ada 3 faktor yang menentukan apakah tetap tenang
secara klinis atau menimbulkan gejala akibat kompresi jantung.
1.
Volume cairan
2.
Laju terakumulasinya cairan
3.
Karakter komplians pericardium
Diagnosis tamponade jantung dapat ditegakkan dengan Beck’s triad dan
temuan klinis lainnya.
Beck’s triad (acute compression
triad):
1.
Hipotensi akibat penurunan cardiac output
2.
Suara jantung menjauh
3.
Distensi vena jugularis (↑ JVP) akibat berkurangnya aliran
balik vena ke jantung.
Triad klasik ini biasanya
ditemukan pada pasien dengan tamponade jantung akut.
Temuan klinis lain meliputi :
2.
Dispneu and Takipnue ( > 12 x/menit)
3.
Pulsus paradoxus (penurunan minimal 10 mmHg tekanan arteri
pada saat inspirasi)
4.
Oligouria
5.
Takikardi ( > 100 x/menit)
6.
Kompleks EKG yang low-voltage
7.
ECG electrical alternans
8.
Pada rontgen dada : tampak bayangan jantung yang membesar
dengan gambaran paru yang bersih
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Rontgen dada
1. Rontgen dada
Menunjukkan
gambaran “water bottle-shape
heart”, kalsifikasi perkardial.
- Kardiomegali bentuk
bulat atau segitiga, dengan
gambaran paru yang bersih
-
Foto lateral kadang terlihat double fat stripe
2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi
terjadinya tamponade jantung, misalnya pemeriksaan berikut :
-
Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma
jantung.
-
Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang
berkaitan dengan pericarditis
-
Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial
thromboplastin time) menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya
drainase perikardial.
3. Elektrokardiografi
(EKG)
Didapatkan PEA (Pulseless
Electric Activity), sebelumnya dikenal sebagai Electromechanical
Dissociation, merupakan dimana pada EKG didapatkan irama
sedangkan pada perabaan nadi tidakditemukan pulsasi. PEA Amplitude
gelombang P dan QRS berkurang pada setiap gelombang berikutnya.
Dengan EKG 12 lead berikut suspek tamponade jantung :
- Sinus tachycardia
- Kompleks QRS Low-voltage
- Electrical alternans : kompleks QRS alternan, biasanya rasio 2:1, terjadi karena pergerakan jantung pada ruang pericardium. Electrical ditemukan juga pada pasien dengan myocardial ischemia, acute pulmonary embolism, dan tachyarrhythmias.
- PR segment depression
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang
berguna, tamponade jantung adalah diagnosis klinis. Berikut ini dapat diamati
dengan echocardiografi 2-dimensi :
- Zona ruang
bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan di belakang atrium kiri :
Setelah operasi jantung, suatu pengumpulan cairan lokal posterior tanpa
efusi anterior yang signifikan dapat terjadi dan dapat membahayakan
cardiac output.
- Kolapsnya
diastolic awal dari dinding bebas ventrikel kanan (Lihat gambar di bawah.)
Gambar 6 tampilan subcostal
Gambar 7 parasternal sumbu pendek tampilan pada katup
aorta
- kompresi end
diastolic / kolapsnya atrium kanan (lihat gambar di bawah.)
Gambar 8 tampilan subcostal
- Plethora vena
cava inferior dengan inspirasi minimal atau tidak kolaps (Lihat gambar di
bawah)
Gambar 9 Dilatasi vena cava inferior
- Lebih dari 40%
peningkatan inspirasi relatif dari sisi kanan aliran
- Lebih dari 25% penurunan relatif pada aliran inspirasi di katup mitral
5. Pulse oksimetri
Variabilitas pernapasan di pulse-oksimetri gelombang
dicatat pada pasien dengan paradoksus pulsus. Dalam kelompok kecil pasien
dengan tamponade, Stone dkk mencatat peningkatan variabilitas pernapasan di
pulsa-oksimetri gelombang pada semua pasien [12]. Ini harus meningkatkan
kecurigaan untuk kompromi hemodinamik. Pada pasien dengan atrial fibrilasi,
pulsa oksimetri-dapat membantu untuk mendeteksi keberadaan paradoksus pulsus.
6. USG FAST
Untuk mendeteksi cairan di rongga perikardium.
PENATALAKSANAAN
Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi.
Tujuan treatment adalah:
Menyelamatkan hidup pasien
Memperbaiki fungsi jantung
Mengatasi gejala
Atasi tamponade
1.
Primary Survey (ABC)
Oksigen.
Obat – obat untuk
menaikkan tekanan darah diperlukan sampai terapi cairan dilakukan.
Terapi cairan
diperlukan sampai dilakukan perokardiosintesis
3.
Identifikasi penyebab tamponade → terapi.
KOMPLIKASI
1.
Gagal Jantung
2. Udema Paru
Tambahan:
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardial, yang dapat menyebabkan tamponade jantung.
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardial, yang dapat menyebabkan tamponade jantung.
1. Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat badan, lemas, dan anoreksia.
2. Nyeri dada pada pasien pericarditis dan infark miokard.
3. Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan ikat.
4. Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi pericard.
5. Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi perikardial
6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central yang dapatb menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
8. Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tamponade jika pasien memiliki riwayat penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
9. Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastinum, atau esophagus)
10. Tanyakan tentang gejala keringat malam, demam, dan penurunan berat badan, yang mengindikasikan tuberculosis.
No comments:
Post a Comment