10 June 2014

INTOKSIKASI / KERACUNAN

Keracunan dalah masuknya zat yang berlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya

Seseorang dicurigai menderita keracunan, bila :
1.     Sakit mendadak.
2.     Gejala tak sesuai dengan keadaan patologik tertentu.
3.     Gejala berkembang dengan cepat karena dosis besar.
4.  Anamnese menunjukkan kearah keracunan, terutama kasus percobaan bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan.
5.  Keracunan kronis dicurigai bila digunakannya obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia.

GEJALA UMUM KERACUNAN
1.     Hipersalivasi (air ludah berlebihan)
2.     Gangguan gastrointestinal : mual-muntah
3.     Pernafasan cepat
4.     Sianosis

5.     Mata : miosis
6.  Kejang
7.  Penurunan kesadaran

Bentuk Toksisitas
1.     Toksisitas fisika : dermatitis, kulit kering, kulit pecah, iritasi, demam dll. Yang disebabkan oleh radiasi. 
2.     Toksisitas kimia : disebabkan oleh asam kuat, logam merkuri, dll.
3.     Toksisitas fisiologis : yang mempengaruhi ensim dalam metabolisme.

Jenis Keracunan
1.     Logam berat : Pb, Hg, As, Cd, Fe.
2.     Asam : asam asetat, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat.
3.     Basa : natrium hidroksida, k hidroksida.
4.     Sabu dan detergen.
5.     Pelarut organik : bensin, m.bumi, benzene, kloroform, alcohol
6.     Racun pernafasan : klor, nitrogen oksida, CO2, HCN, SO2,CO, H2S
7.     Senyawa pembentuk besi (III): klorat, perklorat, nitrit, nitrat membentuk besi III Hb.
8.     Alkaloid : beladona, opium, kolkhisin, nikotin.
9.     Jamur : amatoksin, falotoksin, muskarin.
10.  Bisa ular.
11.  Insektisida
12.  Rodentisida : kumarin
13.  Herbisida :  fenoksikarboksilat, dikuat.
14.  Racun bahan makanan : enerotoksin, botulinus.
15.  Zat karsinogen : benzopiren.
16.  Obat.

PENATALAKSANAAN
A.    Mencegah / menghentikan penyerapan racun
           1.     Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)
a.     Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit.
b.     Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara :
1)     Dimuntahkan
Kontraindikasi : pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang.
Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak.
2)     Bilas lambung
Kontraindikasi : keracunan zat korosif, kejang, cedera jalan napas dan perforasi saluran cerna.
-  Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.
-  Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %.
-  Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.
3)     Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin). Bisa juga dengan laksan.

            2.     Racun melalui melalui kulit atau mata
-  Pakaian yang terkena racun dilepas
-  Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir (asam cuka / bicnat encer).
-  Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.

            3.     Racun melalui inhalasi
-  Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
-  Beri oksigen
-  Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap, jangan menggunakan metode mouth to mouth.
-  Beri inhalasi glukokortikoid.

            4.     Racun melalui suntikan
-  Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit
-  Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.
-  Beri kompres dingin di tempat suntikan

B.    Mengeluarkan racun yang telah diserap
Dilakukan dengan cara :
           1.   Diuretik : lasix, manitol
-   Diuresis paksa : furosemid IV atau manitol infuse.
-   Diuresis paksa alkali : diuresis paksa ditambah natrium bikarbonat infuse (pada keracunan barbiturate, asam salisilat)
-   Diuresis paksa asam : diursis paksa ditambah arginin HCl infuse atau amonium klorida (pada keracunan
           2.   Hemodialisa.
           3.   Hemoperfusi.
           4.   Dialisis peritoneal idilakukan bila hemodialisis adan hemoperfusi tidak dapat dilakukan).
           5.   Transfusi exchange pada intoksikasi berat (CO, methemoglobin, hemolisis).

C.    Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala
           1.     Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP
           2.     Gangguan sistem susunan saraf pusat :
-   Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
-   Odem otak : beri manitol atau dexametason.

D.    Pengobatan spesifik dan antidotum
Antidotum yaitu zat yang memiliki daya kerja bertentangan dengan racun, dapat mengubah sifat kimia racun, atau mencegah absorbsi racun.

Jenis antidotum yang digunakan pada keracunan :

Insektisida (alkali fosfat), asetilkolin, muskarin 
:
Atropine, reaktivator kolinesteras (pralidoksin, obidoksin).
Alkalifosfat/karbamat

Atropine (antagonis kompetitif reseptor Ach.).
Sianida
:
natrium tiosulfat dan 4 dimetilaminofenol HCl (4-DMAP)
Methanol
:
Etanol (ikatan kompetitif pada alkoholdehidrogenase).
Methenoglobin
:
Tionin
Besi
:
Deferoksamin
As,Au, Bi, Hg, Ni, Sb
:
Dimerkaprol (BAL =british anti lewisit).
Glikosida jantung
Digitalis
:
Antitoksin digitalis
antibody digitalis ( reaksi antigen-antibodi).
Au,Cd,Mn,Pb,Zn
:
Kalsium trinatrium pentetat
Parasetamol
:
A-asetilsistein (reaksi konyugasi metabolit toksik).
Opioid
:
Nalokson (Antagonis kompetitif pada reseptor opioid).
Benzodiazepin
:
Flumazenil (antagonis kompetitif pada reseptor benzodiazepin).
Neuroleptik
:
Biperidin ( sebagai antikolinergik sentral).
Antikoagulan  
:
Vitamin K (antagonis kompetitif pada system protrombin).
Antikolinergik
:
Fisostigmin ( hambatan  terhadap asetilkolinesterase)
Amanitin/jamur amanita
:
Silibinin (hambatan ambilan amanitin di hepatosit).
Sianida
:
DMAP, Natrium tiosulfat, EDTA ( terjadi pembentukan methemoglobin/tiosianat/kompleks CN ).
Nitrit/nitrat
:
Biru toluidin/biru metilen (reduksi methemoglobin).
Tembaga
:
D-penisilamin (pambentukan kompleks Cu).
Logam berat :
Pb, Hg, As, Cd, Fe
:
EDTA/NaCaDTPA/dimerkaprol (pembentukan kompleks).




Mekanisme Kerja Antidotum
1.     Membentuk senyawa kompleks dengan racun : dimerkaprol, EDTA, penisilamin, dikobal edetat, pralidoksin.
2.     Mempercepat detoksifikasi racun : natrium tiosulfat,dll.
3.     Berkompetisi dengan racun dalam interaksi dengan reseptor : oksigen, nalokson.
4.     Memblokade reseptor esensial : atropine.
5.     Efek antidot melampaui efek racun : oksigen, glukagon.
6.     Mempercepat pengeliaran racun : NaCl untuk meningkatkan pengeluaran urin pada keracunan bromide
7.     Mengabsorpsi racun : karbon.
8.     Menghambat absorpsi racun : MgSO4.
9.     Perangsang muntah : sir. Ipeca.
10.  Menginaktifkan racun : natrium tiosulfat, antibisa, antitoksin botulinus.
11.  Pengendap racun : natrium sulfat, kalsium laktat.
12.  Antidot universal (campuran karbon, asam tanat, MgO (1:1:2): asam ,alkali, logam berat, glikosida.
13.  Antidot multiple (campuran besi sulfat, Mg S04, air, karbon) : As, opium, Zn, digitalis, Hg, strihnin.
14.  Serum anti bisa ular : neurotoksis, hemotoksis.


1.     Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida).
Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan.
Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.
Tindakan :
a.     Keracunan pada kulit dan mata :
-   Irigasi dengan air mengalir
-   Beri antibiotik dan antiinflamasi.
b.     Keracunan ditelan / tertelan :
-   Asam kuat dinetralisir dengan antasida
-   Basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka
-   Jangan bilas lambung atau tindakan emesis
-   Beri antibiotik dan antiinflamasi.

2.     Keracunan Alkohol / Minuman Keras
Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma.
Tindakan :
-  Bilas lambung dengan air
-  Beri kopi pahit
-  Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

3.     Keracunan Arsenikum
Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan, oliguri, syok.
Tindakan :
-  Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol
-  Atasi syok dan gangguan elektrolit
-  Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.

4.     Keracunan Tempe Bongkrek
Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma.
Tindakan : terapi simptomatik.

5.     Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)
Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran.
Tindakan :
-  Bilas lambung dengan norit
-  Beri ATS 10.000 unit.
-  Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.

6.     Keracunan Ikan
Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, paralisa otot pernafasan.
Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.

7.     Keracunan Jamur
Gejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang, dehidrasi, syok sampai koma.
Tindakan :
-  Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.
-  Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam
-  Infus Glukosa.

8.     Keracunan Jengkol
Gejala : kolik ureter (sakit pinggang), hematuria, oliguria – anuria, muncul gejala Uremia.

Tindakan
Kasus Ringan
-  Banyak minum
-  Tablet bicnat 1-2 mg/kg
Kasus berat (sama dengan tatalaksana GGA)
-  Pasang Urin kateter
-  Bilas VU dengan Bicnat 1,5%
-  Infus Natrium bikarbonat 2-5 mg/kg
-  Infus D5% 4-8 jam
-  Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari

9.     Keracunan Singkong
Antidotum : Natrium Tiosulfat
Gejala
Mual, muntah, diare, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat meninggal dalam waktu 1-15 menit).
Tindakan
< 4 jam : Bilas lambung
> 4 jam :
-  Beri 50 cc Na Tiosulfat 30 % IV 10-30 ml
Bila belum sadar tambahkan 10 ml lagi
-  Oksigen bila sianosis
Atau bisa juga :
-  Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit

10.  Keracunan Marihuana / Ganja
Gejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis
Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama.

11.  Keracunan Formalin
Gejala :
-  Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan pneumonia.
-  Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis.
-  Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas.
Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air susu

12.  Keracunan Barbiturat
Gejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma.
Tindakan :
-  Jangan lakukan emesis atau bilas lambung
-  Bila sadar beri kopi pahit secukupnya
-  Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.

13.  Keracunan Amfetamin
Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan sirkulasi.
Tindakan :
-  Bilas lambung
-  Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit
-  Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi)

14.  Keracunan Aminopirin (Antalgin)
Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis
Tindakan :
-  Beri antihistamin im/iv
-  Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan.

15.  Keracunan Digitalis (Digoxin)
Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi
Tindakan :
-  Propranolol
-  KCl IV

16.  Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)
Antidotum : Atropin
Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang.

Kontra indikasi :
-   Bilas lambung
-   Emesis

Tindakan  
-  Pertahankan jalan napas
-  Oksigen
-  Atasi Kejang
-  Atropin sulfat 2 mg (0,05-0,1 mg/kg) tiap 15 menit sampai pupil melebar. Pertahankan 24 jam.
-  Jangan diberi morfin dan aminophilin.

17.  Keracunan Insektisida Gol. Endrin, DDT
Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma
Tindakan :
-  Jangan gunakan epinefrin
-  Bilas lambung hati-hati
-  Beri pencahar
-  Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan.

18.  Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)
Antidotum : tidak ada
Gejala :
-  Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan
-  Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk paru)

Kontra indikasi :
-  Bilas lambung
-  Emesis

Tindakan :
-  Beri pencahar
-  Transfusi bila metHB (anoksia)
-  Terapi suportif : keseimbangan asam basa dan elektrolit
-  Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im
-  Pengawasan : kemungkinan edem paru.

19.  Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai koma.
Tindakan :
-  Pasang O2 bertekanan
-  Jangan gunakan stimulan
-  Pengawasan : kemungkinan edem otak

20.  Keracunan Narkotika/Opioid (Heroin, Morfin, Kodein)
Antidotum : Nalokson
Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan dangkal sampai koma.
Tindakan
-  Jangan lakukan emesis
-  Beri Nalokson 0,4 mg IV tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB.
Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek samping emetik.

Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus disiapkan.

No comments:

Post a Comment