Hiperurisemia merupakan suatu gejala biokimia dari penyakit gout atau penyakit asam urat. Hiperurisemia menunjukkan tingginya kadar asam urat dalam darah yang berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin. Penyakit asam urat atau sering disebut artritis pirai (gout) merupakan kelainan metabolik akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturnasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Asam urat sendiri merupakan produk akhir dari metabolik purin.
Penyakit ini umumnya menyerang pria dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat melalui urin. Hiperurisemia cenderung di alami oleh orang dengan tingkat sosial ekonomi kelas atas, menyerang pria pasca pubertas dan wanita pasca menopause. Gejala yang timbul melalui episode-episode artritis akut dan kemudian artritis kronis disertai kerusakan jaringan lunak dan atau ginjal.
Hiperurisemia pada penyakit gout ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik)
a. gout primer metabolik: karena sintesis atau pembentukan yang berlebihan
b. gout skunder metabolik: pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia, terutama yang di obati sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, mielofibrosis
2. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal)
a. gout renal primer: karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat
b. gout renal skunder: disebabkan ginjal yang rusak, misalnya pada glomerulonefritis kronis,
kerusakan ginjal kronis (chronic renal failure).
3. Perombakan dalam usus yang berkurang
Asam urat dalam tubuh dihasilkan melalui dua cara. Pertama, sebagai hasil akhir pemecahan asam amino non-esensial, glutamin dan asam aspartat. Proses ini terjadi dalam tubuh setiap orang, karena asam urat merupakan komponen yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Kedua, sebagai hasil akhir proses metabolisme purin yang berasal dari makanan.Penumpukan asam urat karena sebab pertama jarang terjadi. Yang lebih sering adalah akibat tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung purin, disertai pola konsumsi sehari-hari dengan gizi yang kurang seimbang seperti terlalu banyak makan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Gejala akibat penumpukan asam urat tidak dapat diketahui dengan segera. Setelah kondisi ini berlangsung lama, barulah muncul rasa ngilu luar biasa pada persedian, khususnya jari kaki dan tangan. Kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan disertai demam tinggi, perut kembung dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari dan selama itu air kencing berwarna kuning pekat.
Selain dengan obat-obatan yang dapat mempertinggi pengeluaran asam urat dari tubuh atau penghambat pembentukan asam urat, penanganan gout juga harus dijalankan lewat diet rendah purin. Konsumsi purin harus dibatasi hanya 120-150 mg sehari, jauh dibawah kadar purin makanan sehari-hari yang umumnya mencapai 600-1000 mg. Purin ini banyak terdapat pada jeroan (otak, hati, rempela, ginjal, paru, usus, babat), ikan kalengan (sarden), kaldu block, daging bebek dan daging burung dara. Bahan makanan di atas mengandung 150-800 miligram purin dalam 100 gram bahan makanan tersebut. Jadi bagi anda penderita asam urat atau yang tidak ingin mengidap asam urat, sebaiknya batasi atau hondari konsumsi makanan tersebut.
Selain itu, konsumsi cairan yang cukup sekitar 2,5 liter/hari dianjurkan untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya pembentukan batu ginjal. Pasokan air tidak harus berasal dari air putih, dapat juga dari kuah sayuran, juas buah, maupun buah-buahan segar yang banyak mengandung air, seperti semangka, melon, blewah, nanas, papaya, belimbing manis, dan jambu air. Segala macam buah lainnya bebas dikonsumsi karena tidak atau sangat sedikit mengandung purin.
Karena pengeluaran asam urat dihambat oleh banyaknya asupan lemak, makanan yang dikonsumsi harus tinggi karbohidrat yaitu 50-55% total kalori (karena karbohidrat berfungsi untuk meningkatkan pengeluaran asam urat), rendah lemak (lemak maksimal 30% kebutuhan kalori), dengan kolesterol dibatasi <300>
Sumber: dari sini
Penyakit ini umumnya menyerang pria dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat melalui urin. Hiperurisemia cenderung di alami oleh orang dengan tingkat sosial ekonomi kelas atas, menyerang pria pasca pubertas dan wanita pasca menopause. Gejala yang timbul melalui episode-episode artritis akut dan kemudian artritis kronis disertai kerusakan jaringan lunak dan atau ginjal.
Hiperurisemia pada penyakit gout ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik)
a. gout primer metabolik: karena sintesis atau pembentukan yang berlebihan
b. gout skunder metabolik: pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia, terutama yang di obati sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, mielofibrosis
2. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal)
a. gout renal primer: karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat
b. gout renal skunder: disebabkan ginjal yang rusak, misalnya pada glomerulonefritis kronis,
kerusakan ginjal kronis (chronic renal failure).
3. Perombakan dalam usus yang berkurang
Asam urat dalam tubuh dihasilkan melalui dua cara. Pertama, sebagai hasil akhir pemecahan asam amino non-esensial, glutamin dan asam aspartat. Proses ini terjadi dalam tubuh setiap orang, karena asam urat merupakan komponen yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Kedua, sebagai hasil akhir proses metabolisme purin yang berasal dari makanan.Penumpukan asam urat karena sebab pertama jarang terjadi. Yang lebih sering adalah akibat tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung purin, disertai pola konsumsi sehari-hari dengan gizi yang kurang seimbang seperti terlalu banyak makan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Gejala akibat penumpukan asam urat tidak dapat diketahui dengan segera. Setelah kondisi ini berlangsung lama, barulah muncul rasa ngilu luar biasa pada persedian, khususnya jari kaki dan tangan. Kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan disertai demam tinggi, perut kembung dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari dan selama itu air kencing berwarna kuning pekat.
Selain dengan obat-obatan yang dapat mempertinggi pengeluaran asam urat dari tubuh atau penghambat pembentukan asam urat, penanganan gout juga harus dijalankan lewat diet rendah purin. Konsumsi purin harus dibatasi hanya 120-150 mg sehari, jauh dibawah kadar purin makanan sehari-hari yang umumnya mencapai 600-1000 mg. Purin ini banyak terdapat pada jeroan (otak, hati, rempela, ginjal, paru, usus, babat), ikan kalengan (sarden), kaldu block, daging bebek dan daging burung dara. Bahan makanan di atas mengandung 150-800 miligram purin dalam 100 gram bahan makanan tersebut. Jadi bagi anda penderita asam urat atau yang tidak ingin mengidap asam urat, sebaiknya batasi atau hondari konsumsi makanan tersebut.
Selain itu, konsumsi cairan yang cukup sekitar 2,5 liter/hari dianjurkan untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya pembentukan batu ginjal. Pasokan air tidak harus berasal dari air putih, dapat juga dari kuah sayuran, juas buah, maupun buah-buahan segar yang banyak mengandung air, seperti semangka, melon, blewah, nanas, papaya, belimbing manis, dan jambu air. Segala macam buah lainnya bebas dikonsumsi karena tidak atau sangat sedikit mengandung purin.
Karena pengeluaran asam urat dihambat oleh banyaknya asupan lemak, makanan yang dikonsumsi harus tinggi karbohidrat yaitu 50-55% total kalori (karena karbohidrat berfungsi untuk meningkatkan pengeluaran asam urat), rendah lemak (lemak maksimal 30% kebutuhan kalori), dengan kolesterol dibatasi <300>
Sumber: dari sini
No comments:
Post a Comment